SYDNEY, (PRLM).- Dalam sidang pengadilan kasus terorisme Senin (13/9) di Australia, lima orang pelaku yang dituduh merencanakan serangan teroris di sebuah pangkalan militer di Sydney itu, mengaku
bahwa mereka meminta ijin untuk melancarkan serangan itu dari seorang ulama di Somalia. Mereka menganggap ulama Australia sesat karena punya prinsip anti-kekerasan.
Seperti dikutip "RA", Senin (13/9), kelima terdakwa Wissan Fattal, Saney Aweys, Nayaf El Sayed, Yacqub Khayre dan Abdirahman Ahmed, ditangkap di Melbourne tahun lalu.
Kelima orang itu merencanakan serangan bersenjata di pangakalan militer Holsworth di Sydney dan mereka siap membunuh sebanyak mungkin.
Dikemukakan di pengadilan bahwa pangkalan itu dianggap target yang cocok dan mudah. (A-133/A-120)***
bahwa mereka meminta ijin untuk melancarkan serangan itu dari seorang ulama di Somalia. Mereka menganggap ulama Australia sesat karena punya prinsip anti-kekerasan.
Seperti dikutip "RA", Senin (13/9), kelima terdakwa Wissan Fattal, Saney Aweys, Nayaf El Sayed, Yacqub Khayre dan Abdirahman Ahmed, ditangkap di Melbourne tahun lalu.
Kelima orang itu merencanakan serangan bersenjata di pangakalan militer Holsworth di Sydney dan mereka siap membunuh sebanyak mungkin.
Dikemukakan di pengadilan bahwa pangkalan itu dianggap target yang cocok dan mudah. (A-133/A-120)***