Gila Facebook atau Mabuk Facebook

 
Gila Facebook atau Mabuk Facebook. HARI belum terang tanah. Pukul lima pagi. Ismail sudah terjaga. Padahal hari Kamis pekan lalu itu, karyawan 37 tahun ini sedang berlibur. Mestinya dia masih bisa menikmati kehangatan selimut. Ismail justru cergas meraih ponsel.

Lalu jemarinya asyik menari di atas keypad. Inilah menu subuh Ismail terbaru. Membuka akun facebook. Dalam dua menit dia sudah menemui dunia. “Selamat pagi pucuk gunung,” dari Pamulang di Tanggerang, dia menyapa ratusan sahabatnya di lima benua.

Sepuluh menit berselang jawaban bertaburan. “Sedang menikmati liburan nih,” jawab seorang sahabatnya. Jelang siang puluhan sahabat sudah mengirim komentar ke dinding (wall) Ismail.

Teknologi memang kian memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Menyusul friendster, dunia kini dimabuk facebook.
Saban hari sekitar 200 juta manusia saling menyapa lewat jejaring ini.

Dari pesohor di Hollywood hingga para santri di Lirboyo, Jawa Timur. Dari anak sekolah hingga professor. Dari bintang porno hingga kaum religius.

Vatican, tempat agama Katolik berpusat, juga mengunakan jejaring ini untuk menjaga iman umat. Ayat-ayat injil, foto-foto orang kudus, potret gereja tua ditabur ke sekujur dunia lewat jejaring ini. Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhamadyah, juga merawat aqidah umat lewat jaringan ini.

Dan Penyebaran Facebook melaju pesat. Dunia maya satu ini merasuki penduduk Fairbanks Alaska di belahan bumi Utara, hingga Tierra Del Fuego di bagian ujung Amerika Selatan. Dari mulai Kathmandu Nepal, hingga pedalaman Burundi di Afrika.

Dari tahun ke tahun pertumbuhannya menjulang cepat. Lihatlah data-data berikut ini. Oktober 2007 jumlah penguna aktif sekitar 50 juta di seantero jagat.

Jumlah itu berbiak dengan cepat. Tanggal 1 Januari 2009 pengunanya menyentuh angka 150 juta. Sebulan berselang berlipat menjadi 175 juta. Dan kini melejit lagi hingga mencapai lebih dari 200 juta pengguna.

Kini sekitar 100 juta pengguna Facebook mengecek akun mereka paling tidak sekali sehari. Rata-rata mereka terhubung ke lebih dari 120 teman dalam jejaring mereka.

Dan pertumbuhan demografik tercepat justru bukan dari anak kampus atau remaja belasan, melainkan orang-orang yang berusia 35 tahun ke atas, seperti halnya Ismail.

Dari jumlah itu, lebih dari 30 juta pengguna aktif mengakses Facebook melalui piranti mobile. Dan sekitar 50 persen penguna mobile ini selalu aktif.

Perusahaan telepon seluler dunia juga sigap memanfaatkan dunia yang dimabuk facebook ini. Hingga kini sudah lebih dari 150 operator di 50 negara, terus-terusan mempromosikan Facebook mobile.

Aktivitas mereka di Facebook luar biasa. Lihatlah statistik facebook berikut ini. Lebih dari 3,5 juta menit dihabiskan oleh seluruh pengguna aktif di seluruh dunia untuk berada di depan Facebook, setiap hari.

Lebih dari 850 juta foto diunggah ke situs itu setiap bulan. Lebih dari 1 miliar konten juga diproduksi setiap pekan di Facebook, baik itu berupa link-link baru, cerita-cerita baru, postingan blog baru, notes, foto, dan rupa-rupa postingan lain. Bagaimana dengan Indonesia, negeri yang penguna mobile dan internet termasuk tinggi di dunia.

Laporan bertajuk Facebook in Global Markets di situs Insidefacebook.com memastikan bahwa tahun 2008 pertumbuhan Facebook di Indonesia mencapai lebih dari 645 persen.

Jumlah itu menempatkan Indonesia dijejeran atas pertumbuhan penguna di dunia. Lihatlah Italia yang pertumbuhannya 2900 persen, Argentina 2000 persen, Spanyol 600 persen, dan Perancis 400 persen. Dengan tingkat pertumbuhan 645 persen di tahun 2008, Indonesia menjadi negara yang memiliki pertumbuhan jumlah pengguna Facebook menjadi jawara di kawasan Asia, mengungguli China, India, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Dalam sebuah slide presentasi yang disajikan di ajang Facebook Developer Garage Indonesia yang digelar 28 Maret 2009 lalu, disebutkan, bahwa pengguna Facebook Indonesia mencapai sekitar 1,5 juta orang.

Angka ini sudah menyamai dan bahkan memiliki tren mengungguli pengguna Facebook Hong Kong yang merupakan negara pengguna Facebook terpadat di Asia.

Padahal, jumlah itu masih termasuk sedikit bila dibandingkan dengan pengguna jejaring sosial Friendster yang hadir lebih dulu di sini. Dengan jumlah penggunanya yang mencapai sekitar 8 juta, Friendster mengklaim menguasai sekitar 45 persen pangsa pasar jejaring sosial di Indonesia.

Namun, bila tren pertumbuhan pengguna Facebook tetap stabil, bukan hal yang mustahil bila Facebook nantinya bakal menggerus porsi yang telah dikuasai Friendster.
***
Candu baru ini bermula dari sebuah asrama Universitas Harvard Amerika Serikat, lima tahun yang lalu. Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa yang kemudian drop out, menjebol database kampus untuk membuat situs facemash.

Dalam situ Facemash itu Zuckerberg membanding-bandingkan foto mahasiswi yang ia dapatkan dan menanyakan kepada pengunjung situs itu siapakah di antara pemilik foto itu yang paling membangkitkan birahi. Situs ini ramai dikunjungi mahasiswa bahkan menyebar luas hingga ke luar kampus.

Para petinggi Harvard murka dengan situs ini. Facemash dibredel. Dan Zuckerberg terancam sanksi administratif yakni diusir dari kampus karena telah melakukan pelanggaran keamanan dan hak pribadi.

Beruntung sanksi itu dibatalkan. Dan beginilah komentar Zuckerberg. "Saya memang seorang yang brengsek karena telah membuat situs itu. Tapi, memang harus ada seseorang yang melakukan hal itu.”

Setelah itu dia meluncurkan situs Thefacebook.com, juga dari kamar asrama Universitas Harvard.

Bagi sebagian orang, Zuckerberg memang orang yang brengsek. Dia memang seorang programer komputer yang handal, namun arogan, egois, dan bengal. Sebelum membuat The Facebook, sebenarnya Zuckerberg sempat disewa oleh trio mahasiswa Harvard yang sudah lebih dulu memiliki ide untuk membuat jejaring sosial.

Mereka adalah si kembar Tyler Winklevoss dan Cameron Winklevoss serta mahasiswa berdarah India Divya Narendra. Bahkan dalam saat yang bersamaan, Zuckerberg juga sering berdiskusi dengan seniornya Aaron Greenspan yang juga punya niat membuat portal jejaring sosial bagi mahasiswa Harvard.

Alih-alih mengerjakan pesanan pekerjaan dari kembar Winklevoss dan Narendra, Zuckerberg justru membuat situs Thefacebook bersama rekan-rekan satu kamar asramanya.

Tanggal 4 Februari 2004, Zuckerberg bersama Eduardo Saverin (mengurusi aspek bisnis), Dustin Moskovitz (programmer), serta Chris Hughes (membantu pemasaran), mendirikan Thefacebook dari kamar asrama mereka.

Langkah Zuckerberg sontak dihujat. Kembar Winklevoss dan Narendra menuduh Zuckerberg melakukan plagiat atas ide mereka dan menggunakan kode sumber yang sebenarnya milik mereka.

Belakangan trio Harvard ini tetap merilis jejaring sosial bernama ConnectU, yang tenggelam pamornya dari Facebook.

Facebook dengan cepat menyebar ke kampus Stanford, Columbia, Yale, dan kampus-kampus lain.

Zuckerberg akhirnya berhenti dari kuliahnya untuk berkonsentrasi mengurusi situs ini. Ia memindahkan markas Facebook ke Palo Alto. Dari sana jejeraring ini kian menggila.

Juli 2004, Saverin berselisih dengan Zuckerberg dan akhirnya keluar dari Facebook. Chris Hughes juga hengkang untuk mengurusi situs kampanye Barack Obama. Begitu pula Moskovitz yang kemudian menyusul keluar dari perusahaan.

Banyak yang percaya bahwa Zuckerberg sengaja mengenyahkan bekas kawan-kawan sekamar kosnya itu, agar tampuk kendali Facebook tetap berada di bawah Zuckerberg.

Konflik di kalangan pendirinya boleh meruncing, tapi pengaruh situs ini terus saja menggila. Jumlah pengguna terus membesar hingga kini menjadi situs jejaring sosial terbesar, mengalahkan MySpace.

Februari 2009 lalu menyeruak kabar bahwa Zuckerberg telah mencapai kesepakatan rahasia dengan kembar Winklevoss untuk mengganti kerugian yang diakibatkan Zuckerberg terhadap mereka, sebesar US$ 65 juta.

Sejumlah kalangan menduga bahwa kesepakatan yang sama juga dilakukan terhadap Narendra.

Jutaan penguna di seantero dunia tidak terlalu peduli dengan konfilk Zuckerberg dengan para koleganya. Mereka terus bertukar cerita dan sapaan lewat jejaring ini.

Seperti halnya Ismail yang malam itu hendak kembali ke peraduannya. Jarum jam sudah mematut angka satu dini hari. Sebelum menyelinap ke balik selimut dia menyapa, “Selamat malam wahai pemuja malam, selamat pagi wahai pemuja mimpi.” [ VIVAnews ]